Imperium Mughal di India

"Dinasti Mughal, atau ada yang menuliskannya sebagai dinasti Moghul, adalah dinasti Islam terakhir yang memimpin daratan India sebelum diduduki oleh bangsa Eropa, khususnya Inggris yang kemudian bercokol di India dengan kongsi dagangnya".

Awal mula eksistensi dinasti ini berasal dari keruntuhan kesultanan Islam pertama, Kesultanan Delhi, yang didirikan oleh Kutbu’uddin Aibak dengan masa pemerintahan antara tahun 1206-1211. Pergantian pemimpin silih berganti, hingga kemudian dipimpin oleh Sultan Balban yang tidak memiliki keturunan. Selanjutnya, kesultanan dilanjutkan oleh raja-raja keturunan Khilji (1290-1321), kemudian dilanjutkan raja-raja keturunan Tughlak (1321-1399), dinasti para Sayid (1414-1451), dan dinasti raja- raja keturunan Lodi (1451-1526), kemudian yang terakhir adalah dinasti Dinasti Moghul.

Tiba pada saat dipimpin oleh Ibrahim Lodi (1517-1526) yang dikenal sebagai raja yang tidak cakap, Kesultanan Delhi dapat diruntuhkan oleh sekutu pamannya dari dataran Afganistan timur yang bernama Zahiruddin Muhammad Babur, melalui pertempuran sengit di Panipat. Setelah mendapatkan Kesultanan Delhi, Sultan Babur kemudian mendirikan Kesultanan Mughal yang berpusat di kota Agra.

Dinasti Mughal dikenal sebagai kerajaan besar yang memimpin daratan India dengan basis agama Islam, sehingga cenderung disebut sebagai kesultanan. Hampir semua raja yang memerintah Mughal selalu menanamkan agenda untuk menghadirkan ikatan harmonis antara pemeluk agama Islam dengan pemeluk agama Hindu, mengingat agama Hindu merupakan agama yang lebih dulu dan lama sekali bercokol di India. 

Tataran Islam yang dibawa oleh kesultanan ini mengharuskan untuk diterapkannya politik toleransi. Mulai dari masa pemerintahan Sultan Babur, Sultan Akbar dan Syah Jahan (atau Syah Jehan), politik ini patuh digunakan. Kondisi berbalik ketika tampuk kekuasaan berada di tangan Aurangzeb (Alamghir) yang cenderung ‘keras’ dalam menyikapi perbedaan, ia terlalu kaku dan keras kepala untuk menegakkan ajaran Islam di daratan India, dengan cara memberlakukan beberapa kebijakan yang menyudutkan pemeluk agama Hindu.

Raja-Raja Dinasti Mughal

1. Sultan Babur (1526-1530)

- Memperkuat stabilitas politik

- Memperkuat angkatan perang dan melalukan penetrasi ke wilayah-wilayah sekitar.

- Tahun 1529, wilayah kekuasaan Mughal telah seluas Turkestan sampai Teluk Bengala, artinya daerah-daerah penting dikuasai Mughal.

2. Sultan Akbar (1556-1605)

- Naik tahta di umur 13 tahun, sehingga harus dibantu wazir bernama Bairam Khan.

- Masih maraknya gerakan-gerakan yang berusaha menjatuhkan kerajaan, termasuk serangan dari Sultan Muhammad Adil Syah yang bekerjasama dengan Hemu, seorang Hindu.

- Terjadi peperangan Panipat II, namun Sultan Akbar gagal dikalahkan.

- Perluasan wilayah ke Rajnaputana, Gujarat dan Bengala, yang terkenal sebagai daerah pintu barat dan timur melalui laut India.

- Berhasil mempersatukan berbagai daerah di India dalam Kesultanan Mughal, dan menguasai daerah-daerah penting India menjelang tahun wafatnya, 1605.

- Memberlakukan kebijakan Jizya dan Djazia, pelarangan penyembelihan sapi, dan mengangkat beberapa orang Hindu ke dalam jajaran menteri dan pemimpin pasukan.

- Menerapkan politik Sulh-e-Kul (toleransi universal) yang memandang semua rakyat sama derajatnya.

3. Syah Jehan (1627-1658)

- Pemimpin yang memiliki jiwa intelektual dan seni yang tinggi.

- Tahun 1636 menguasai dua kerajaan penting, Ahmadnagar dan Bijabur.

- Istrinya, Mumtaz-i-Mahal, meninggal dalam perang.

- Terjadi pemberontakan hebat oleh Afghan Pir Lodi (Khan Jahan), gubernur provinsi bagian selatan, namun berhasil ditumpas tahun 1631.

- Kepemimpinannya diteruskan oleh dua anaknya, Darsyikuh dan Aurangzeb.

- Meninggal pada tahun 1657 setelah menderita sakit keras.

4. Aurangzeb/Alamghir I (1658-1707 M)

- Dinobatkan di Delhi tahun 1659 dan melakukan politik kontrol keamanan dalam negeri dengan memantapkan kembali kekuasaan di Decaan.

- Tahun 1687 kerajaan Golkonda tunduk, menyusul kemudian Tanjore dan Trichinopoly (1689).

- Semua wilayah dikuasainya kecuali wilayah bangsa Maratha.

- Raja kontroversial sepanjang dinasti Mughal karena memberlakukan kebijakan melarang praktik tradisi Sati (pembakaran diri seorang janda yang ditinggal mati suaminya), melarang pertunjukan musik di istana, beban poll-tax pada non-muslim (untuk mendapatkan hak pilih), dan merusak kuil-kuil Hindu yang disalahgunakan untuk kegiatan politik dan kodifikasi hukum Islam (Fatawa-I, Alamgiri). Pemeluk agama Hindu marah.

- Tahun 1707 ia wafat dan provinsi-provinsi yang jauh dari pusat kerajaan memisahkan diri. Dinasti Mughal mengalami kemunduran.

Kondisi Sosial

1. Masuknya Islam ke India memberi dampak atas penghapusan sistem kasta yang sebelumnya melekat kuat sebagai hierarki sosial, hal tersebut karena Islam adalah agama yang tidak mengenal kasta.

2. Kesetaraan gender, peningkatan kesejahteraan wanita. Upacara Sati mulai terkikis, namun tidak benar-benar berhenti.

3. Adanya praktik amalgamasi di kalangan elit istana.

4. Kedatangan pengaruh Islam menyebabkan kemunduran kebudayaan Hindu.

Kondisi Ekonomi

1. Pemberlakukan kebijakan Jizya (pajak kepala untuk non-muslim), pemberlakuan zakat sebagai pajak bagi yang muslim.

2. Kedua golongan, pemeluk Islam dan Hindu memiliki kewajiban yang sama dalam konteks pajak.

3. Jizya sempat dihapus dan diberlakukan kembali pada masa Aurangzeb.

Peninggalan Budaya

1. Peninggalan Seni Karya Sastra

- A’ini Akbari dan Akbar-nama: karya filsuf bernama Abul Fazl yang berisi riwayat dan pemikiran Sultan Akbar.

- Tzuk-i-Jahangiri: berisi tentang riwayat hidup raja Jahangir.

- Padchah Nama: kitab yang ditulis seorang sejarawan bernama Abdul Hamid Lahori yang berisi riwayat hidup raja Shah Jahan.

Peninggalan Seni Bangunan

- Masjid-masjid dan istana di kota Agra sebagai peninggalan pada masa Sultan Akbar.

- Mumtaz Mahal/Taj Mahal (mutiara istana).

- Masjid Ja’mi (Shah Jahan)

- Istana Shah Jahanabad (Shah Jahan)

- Masjid Mutiara di Agra (Shah Jahan)

- Dewan di Delhi, Agra, dan Lahore (Shah Jahan)

- Masjid Badshahi di Lahor (Aurangzib)

- Pearl Mosque di Delhi (Aurangzib)

Peninggalan Sistem Politik dan Ekonomi

- India sebagai negara merdeka, dengan Kutbu’ddin Aibak yang mendirikan dasar pemerintahan Islam yang bebas dari kesultanan Asia Barat.

- Pembagian wilayah kerajaan, dengan pusat pemerintahan di Delhi. Kemudian pembagian provinsi-provinsi yang dikepalai raja muda.

- Sumber pendapatan negara, dengan penerapan jizya sejak dinasti Taghluk.

Perkembangan Keagamaan

Usaha Sultan Akbar dalam mengusahakan toleransi keagamaan:

1. Melahirkan ajaran Din Illahi tahun 1582, namun tidak mendapat respon positif dari kalangan ulama Islam.

2. Memperistri seorang Hindu dengan maksud menghilangkan pertentangan dua agama, tetapi ditafsirkan sebagai bentuk sikap kurang taat pada agama dan dianggap sebagai sejenis penistaan.

Islam dan Hindu yang kadang memunculkan pertentangan tersebut kemudian mendorong munculnya aliran kepercayaan baru yang kemudian berkembang menjadi salah satu agama besar di India, yakni agama Sikh (artinya murid) pada abad XV. Sikh adalah agama sinkritisme Islam dan Hindu.

Kemunduran dan Kehancuran Kesultanan Mughal

1. Faktor Internal

- Tidak jelasnya alur suksesi. Adanya perebutan kekuasaan dan perang saudara yang sering kali berkepanjangan dan lemahnya pengawasan terhadap pemerintah daerah menyebabkan munculnya disintegrasi. Hal ini ditandai dengan lepasnya loyalitas beberapa daerah dan mendirikan pemerintahan masing-masing.

- Lemahnya pewaris tahta kerajaan, terutama setelah Aurangzeb mangkat. Tidak ada sultan yang tercatat memimpin lebih dari 20 tahun selama 29 kali pergantian sultan.

- Pola kehidupan mewah dan boros.

- Kebijakan puritianisme.

- Pemaksaan ajaran syiah.

2. Faktor Eksternal

- Adanya pemberontakan-pemberontakan orang-orang Hindu dan Sikh terkait pajak yang tinggi dan politik puritianisme demi membiayai gaya hidup mewah istana.

- Serangan-serangan dari luar.

- Datangnya Inggris dengan perusahaan dagangnya, EIC (East Indian Company).

---

DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.uinsby.ac.id

http://staff.uny.ac.id/sites/Pengaruh-Islam-di -Asia-Selatan.pdf

https://journal.uny.ac.id

---

Disclaimer: @zhafiradnz personal archives. 

Contribute to: @kawula_historia






Comments